Kemerdekaan Indonesia dalam Rahmat Allah

Refleksi mendalam kemerdekaan Indonesia: dari iman, keadilan sosial, hingga ekonomi syariah yang diberkahi Allah untuk masa depan bangsa yang adil dan sejahtera.

Kemerdekaan Indonesia dalam Rahmat Allah
Kemerdekaan Indonesia dalam Bingkai Rahmat Allah: Refleksi dan Harapan Masa Depan

JAGOK.CO - PEKANBARU, 18 Agustus 2025 — Setiap bulan Agustus, tradisi perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia selalu menghadirkan lomba makan kerupuk dan panjat pinang. Keriuhan ini memang menghibur; kerupuk yang bergoyang oleh hembusan angin memaksa peserta membuka mulut selebar-lebarnya, sementara panjat pinang selalu dipenuhi tawa ketika para peserta jatuh secara bersamaan. Namun, di balik keceriaan ini, ada refleksi penting yang harus kita sadari: jangan sampai bangsa ini terus “memanjat pinang” utang luar negeri atau “mengunyah kerupuk” pajak yang semakin menipiskan kesejahteraan rakyat.

Atas rahmat dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala, bangsa Indonesia berdiri tegak merasakan nikmat kemerdekaan. Namun, kemerdekaan sejati bukan sekadar bebas dari penjajahan fisik; ia memiliki makna yang lebih dalam. Ada tiga dimensi kemerdekaan yang perlu direnungkan:

  1. Kemerdekaan Iman dan Taqwa
    Merdeka berarti terbebas dari belenggu syirik, maksiat, dan kesesatan. Tanpa iman yang kokoh, bangsa sebesar apapun akan kehilangan arah, moral, dan identitasnya. Iman menjadi pondasi agar kemerdekaan dapat menjadi sarana kebaikan bagi seluruh rakyat.

  2. Kemerdekaan dari Ketergantungan dan Hutang
    Meski telah puluhan tahun merdeka, Indonesia masih dihadapkan pada beban hutang luar negeri dan tekanan pajak yang memberatkan rakyat kecil. Hutang membuat kedaulatan bangsa terancam, sementara pajak yang menindas memperlebar kesenjangan sosial. Kemerdekaan finansial adalah langkah penting agar bangsa benar-benar berdaulat.

  3. Kemerdekaan untuk Menegakkan Keadilan Sosial
    Merdeka bukan sekadar jargon, melainkan menghadirkan keadilan nyata: akses pendidikan berkualitas, layanan kesehatan merata, dan kesempatan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat. Keadilan sosial yang nyata akan membuat kemerdekaan dirasakan oleh seluruh rakyat, bukan hanya elit tertentu.


Dua Jalan Masa Depan Bangsa

Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf: 96)

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

إِنَّ صِدْقَ الْحَدِيْثِ وَأَدَاءَ الْأَمَانَةِ يَجْلُبَانِ الرِّزْقَ
“Sesungguhnya kejujuran dalam ucapan dan menunaikan amanah akan mendatangkan rezeki.” (HR. Ahmad)

Jika seluruh rakyat dan pejabat berkomitmen memperbaiki diri, kembali pada nilai iman, amanah, dan keadilan, maka cita-cita luhur bangsa Indonesia akan tercapai. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat bukan lagi sekadar impian, melainkan kenyataan.

Namun, jika bangsa ini terus terjebak dalam hutang, korupsi, pajak yang menindas, dan hilangnya amanah, maka kemerdekaan hanyalah ilusi. Yang merdeka hanyalah segelintir elit, sementara rakyat kecil tetap “terjajah” di tanahnya sendiri.

???? Maka, kemerdekaan sejati adalah pilihan. Kita dapat mewujudkannya sebagai kenyataan yang diberkahi Allah atau membiarkannya menjadi slogan kosong yang hampa makna.

Salah satu jalan konkret adalah melalui ekonomi syariah: sistem ekonomi yang bebas riba, penuh keadilan, berbasis tolong-menolong, dan membawa berkah bagi seluruh rakyat. Allah SWT berfirman:

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (QS. Al-Baqarah: 276)

Dengan ekonomi syariah, bangsa Indonesia berpeluang meraih kemerdekaan ekonomi sejati, hidup berkah tanpa riba, dan menjadi mercusuar peradaban dunia.