Batu Dinding Tanjung Belit Masuk 3 Besar Nasional API Award 2025

Desa Wisata Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, berhasil masuk tiga besar nasional Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2025 berkat kerja keras Pokdarwis Batu Dinding di bawah kepemimpinan Dedi Irawan, yang terus memperjuangkan pariwisata berbasis alam dan kearifan lokal di tepian Sungai Subayang.

Batu Dinding Tanjung Belit Masuk 3 Besar Nasional API Award 2025
Batu Dinding Tanjung Belit Tembus Tiga Besar Nasional API Award 2025, Dedi Irawan dan Warga Kampar Buktikan Semangat dari Ujung Subayang

KAMPAR - JAGOK.CO - Di balik derasnya arus Sungai Subayang yang membelah perbukitan Kampar Kiri Hulu, mengalir kisah inspiratif seorang anak desa yang pantang menyerah membangun pariwisata berbasis kearifan lokal. Ia adalah Dedi Irawan, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Batu Dinding, Desa Wisata Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Dengan kerja keras, semangat gotong royong, dan kecintaan terhadap alam, Dedi bersama masyarakat akhirnya menorehkan prestasi gemilang. Desa Wisata Tanjung Belit – Batu Dinding Subayang Rafting berhasil masuk dalam tiga besar nasional Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2025, ajang penghargaan pariwisata bergengsi tingkat nasional yang sudah memasuki tahun ke-9 penyelenggaraannya.

Kabar membanggakan itu datang setelah Pokdarwis Batu Dinding mendaftarkan Wisata Air Subayang Rafting ke panitia API Award, dengan dukungan penuh dari masyarakat, tokoh adat, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar.

“Alhamdulillah, ini bukan hanya kebanggaan bagi kami di Tanjung Belit, tapi juga bagi seluruh masyarakat Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau,” ujar Dedi Irawan, Sabtu (11/10/2025).

Pemerintah Kabupaten Kampar telah menerima undangan resmi dari panitia untuk menghadiri malam puncak API Award 2025 yang akan digelar pada Selasa, 18 November 2025, di Aula Rangkaya, Kantor Bupati Bengkayang, Kalimantan Barat.

Perjuangan Panjang di Tengah Keterbatasan Akses

Dedi mengakui, perjalanan membawa nama Tanjung Belit ke kancah nasional bukanlah perkara mudah. Akses menuju desa wisata tersebut masih harus ditempuh melalui jalan panjang dengan kondisi sebagian rusak dan licin, terutama ketika hujan turun.

“Akses jalan masih menjadi tantangan besar bagi kami. Tapi kami tidak menyerah. Kami ingin membuktikan bahwa dari pelosok pun, karya bisa berbicara,” ujarnya tegas.

Ia berharap pemerintah daerah menjadikan pembangunan infrastruktur jalan menuju Desa Wisata Tanjung Belit sebagai prioritas utama. Sebab akses yang baik akan berdampak langsung pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dan perputaran ekonomi masyarakat setempat.

“Sekarang saja sudah sekitar 3.000 pengunjung datang setiap bulan. Kalau jalan diperbaiki, wisatawan pasti semakin ramai dan ekonomi warga ikut tumbuh,” tambah Dedi penuh harap.

Dukungan Pemerintah dan Legislator Kampar

Keberhasilan Pokdarwis Batu Dinding tak lepas dari dukungan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan. Dedi menyampaikan rasa terima kasih kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar yang memberikan dukungan dan rekomendasi hingga Tanjung Belit bisa menembus ajang nasional.

“Tanpa dukungan mereka, mungkin nama kami takkan sampai sejauh ini. Terima kasih sudah percaya kepada kami, masyarakat kecil di pinggir Subayang,” ucap Dedi haru.

Selain itu, Anggota DPRD Kabupaten Kampar Dapil 6, Eko Sutrisno, juga turut berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi antara Pokdarwis dengan Bupati Kampar Ahmad Yuzar dan Wakil Bupati Misharti.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pak Eko Sutrisno yang banyak membantu membuka jalan komunikasi dengan pemerintah daerah. Dukungan beliau menjadi energi baru bagi kami untuk terus berbenah,” kata Dedi.

Eko Sutrisno: Pokdarwis Tanjung Belit Bukti Nyata Kekuatan Desa

Sementara itu, Ketua Fraksi NasDem DPRD Kampar, Eko Sutrisno, memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi masyarakat Tanjung Belit dalam mengembangkan pariwisata berbasis alam dan budaya lokal.

“Saya bangga dengan semangat mereka. Pokdarwis Tanjung Belit membuktikan bahwa kemajuan pariwisata tidak selalu bergantung pada proyek besar. Dengan kerja sama, inovasi, dan kecintaan terhadap lingkungan, mereka mampu membawa nama Kampar hingga ke tingkat nasional,” ujarnya.

Eko menilai, keberhasilan Pokdarwis Batu Dinding menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kampar. Ia menegaskan DPRD akan terus mendorong peningkatan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi lintas OPD dan program pariwisata berkelanjutan.

“Kami akan kawal agar akses jalan dan fasilitas dasar menuju Tanjung Belit menjadi prioritas pembangunan. Wisata bukan hanya soal keindahan alam, tapi juga soal kenyamanan dan keberlanjutan bagi pengunjung serta warga,” tegasnya.

Batu Dinding Subayang, Cermin Alam dari Jantung Kampar Kiri Hulu

Batu Dinding Tanjung Belit dikenal sebagai “cermin alam Kampar”, karena tebing-tebing batu raksasanya memantulkan cahaya matahari ke permukaan Sungai Subayang. Panorama alamnya yang eksotis, berpadu dengan jeram menantang, menjadikannya destinasi favorit bagi pencinta arung jeram, fotografi alam, dan ekowisata.

“Dari tempat inilah lahir semangat besar untuk menjadikan desa kecil di Kampar sebagai ikon wisata unggulan Riau,” tutup Eko Sutrisno.